Tikus merupakan
binatang pengerat yang hampir semua manusia mengenali tikus karena binatang
pengerat ini memiliki kehidupan yang berdampingan dengan kehidupan manusia.
Mengapa demikian? Sebab tikus pada umumnya dapat bertahan hidup di tempat –
tempat yang terdapat aktivitas dari manusia. Tikus bagi manusia dianggap
binatang yang merugikan, terutama disaat kebiasaannya yang suka mengerat akan
membuat kerusakan dan menimbulkan kerugian bagi benda yang dikerat tikus, belum
lagi kotoran-kotoran yang dikeluarkan tikus di jalur yang biasa di lalui tikus
untuk dapat masuk ke rumah atau lingkungan sekitar akan menganggu bagi manusia.
Sebagian besar masyarakat Indonesia sudah memiliki pendapat bahwa tikus adalah
binatang yang harus dihindari atau dibasmi dan hanya sebagian kecil yang memiliki
pendapat pada tikus bahwa tikus menguntungkan, para petugas laboratorium
misalnya, tikus digunakan sebagai objek uji coba dari hasil laboratorium,
walaupun bukan semua jenis tikus yang digunakan untuk objek, secara umum
spesies mencit yang mereka gunakan. Banyaknya asumsi masyarakat terhadap tikus
yang merugikan membuat mereka waspada, apalagi masyarakat juga mengetahui tikus
merupakan binatang yang membawa penyakit, contoh penyakit yang umum di
masyarakat salah satunya penyakit pes dan penyakit leptospirosis yang
disebabkan oleh kencing tikus.
Asumsi masyarakat
tentang tikus yang buruk inilah yang membawa pemikiran akan solusi yang harus
mereka lakukan terhadap tidak boleh ada tikus di lingkungan mereka, terlebih
mereka yang tinggal di daerah yang sanitasi nya tidak baik, tikus akan lebih
mudah hidup dan membawa dampak negatif dan kerugian nantinya bagi masyarakat
itu sendiri. Masyarakat Indonesia umumnya sudah mengenali beberapa solusi dari
pembasmi tikus yang beredar di pasaran, sebagai contoh yaitu racun tikus,
perangkap tikus, pembasmi tikus elektrik, cairan pengusir tikus, pengusir tikus
ultrasonic, dll.
Memang banyak
produk atau cara yang ditawarkan agar tikus dapat dibasmi, tetapi tidak sedikit
masyarakat yang tidak tau akan bahaya lanjutan yang ditimbulkan, belum lagi
harga yang sedikit tidak terjangkau bagi kalangan masyarakat penghasilan
rendah, dan masyarakat yang sensitif terhadap bahan kimia, itu semua akan
menimbulkan masalah baru. Dapat diketahui, cara mengendalikan tikus ada yang bisa
dilakukan dengan metode pengendalian hayati, apa maksud dari metode pengendalian
hayati? Metode pengendalian hayati adalah metode yang menggunakan predator atau pemangsa untuk
mengurangi atau bahkan menghilangkan tikus dari suatu tempat. Pada umumnya
predator tikus terdiri dari hewan melata seperti ular, burung hantu pemangsa
tikus, kucing rumah yang masuk dalam kelas mamalia karnivora pemangsa tikus dan
sebagian kucing hanya suka berburu lalu menangkap tikus tanpa dimakan, serta
anjing peliharaan yang dalam hal berburu tikus lebih baik dari kucing.
Ada kelebihan dan kelemahan dari pengendalian hayati tikus
yang dapat dilakukan, kelebihan yang ditawarkan dari pengendalian hayati untuk
tikus adalah bersifat
terus menerus, misalnya musuh alami tikus seperti kucing dan anjing peliharaan yang
sudah menetap berada di tempat tersebut akan terus menerus menekan jumlah tikus
hingga berkurang, aman terhadap lingkungan karena tidak ada bahan kimia yang
dapat berpengaruh buruk dan biaya pengendalian hayati relatif murah karena
dapat berjalan dengan sendirinya. Kelemahan dari pengendalian hayati terhadap
tikus yaitu tikus yang tertangkap relatif
sedikit dan biasanya menyisakan bangkai tikus yang akan membusuk di tempat tak
terjangkau oleh manusia jika tidak diketahui oleh manusia dimana predator alami
tersebut berburu atau memangsa tikus.
Pengendalian tikus hayati dapat menjadi solusi bagi skala
rumah karena masyarakat rata-rata memiliki hewan peliharaan seperti kucing dan
anjing, hewan peliharaan masyarakat tersebut pada umumnya sudah memiliki sifat
alamiah dalam hal berburu, salah satunya tikus, dan rata-rata juga kucing dan
anjing adalah hewan yang hidup di lingkungan sekitar kita, karena mengingat
jumlah mereka yang banyak sehingga kucing dan anjing yang bukan hewan
peliharaan namun tinggal di sekitar lingkungan masyarakat dapat membantu dengan
alami mengurangi tikus yang ada di sekitar
kita.
Opini mahasiswa
Ditulis oleh : Medi Sasmita (Mahasiswa Prodi Kesling Poltekkes Tanjungpinang)
Opini : Pengendalian Tikus Skala Rumah Tangga
Reviewed by Redaksi Kabar Bintan News
on
9:20:00 AM
Rating:
No comments: