Franchise atau sebuah bisnis yang telah memiliki lisensi tertentu yang dioperasikan secara terintegral dari satu group besar kedalam wilayah dan daerah tertentu dengan kesepakatan tertentu, saat ini menjadi metode bisnis yang semakin menggurita, disetiap sudut, baik di Kota besar maupun didaerah pedesaan. sebut saja, Alfamart dan Indomaret. Sudah ribuan gerai dibuka dimana-mana. Kecuali di beberapa tempat yang konon belum mengizinkan keberadaan dua franchise raksasa tersebut, seperti pulau Bintan dan sumatera barat.
Akan tetapi, selain franchise tersebut, sesungguhnya telah banyak franchise merk lain yang telah membuka usahanya di Tanjungpinang, bahkan pada saat pembukaannya pun tidak tanggung-tanggung, yang membuka adalah kepala daerah, baik Gubernur, maupun walikota. Sebut saja merk : Holland Bakery (HB).
Ya, nama HB yang notabenenya adalah raksasa toko roti dunia ini telah melegenda dan hampir semua orang tahu tentang toko roti ini. Termasuk, warga di Tanjungpinang. Karena dalam waktu yang cukup singkat, ternyata franchise ini pun telah berhasil membuka beberapa cabangnya di Tanjungpinang. tidak dipungkiri, pesatnya perkembangan HB hal ini tidak terlepas dari mudahnya proses perizinan di Kota ini. Singkatnya, Holland Bakery sudah membuka gerainya hingga beberapa gerai dalam waktu kurang dari satu tahun di Tanjungpinang.
Namun demikian, ternyata Holland Bakery tidak memiliki umur yang panjang untuk eksis di Kota Gurindam ini. Diawali dari HB cabang Bintan Center, kemudian merambat ke gerai HB lainnya dan akhirnya seluruh gerai HB dinyatakan tutup semua di Tanjungpinang. Ironis memang, baru buka, belum lama, sudah langsung tutup. Tidak tanggung-tanggung, semua tutup! tidak ada yang tersisa (baca: buka).
Jika kita runut ke belakang, sebenarnya ada banyak Franchise lain yang juga pernah buka di Kota ini, seperti Restoran Bumbu Desa, buka gerainya yang ke 58 tanggal 1 Juni 2013, dibuka secara resmi oleh Gubernur Kepri Alm. H. Muhammad Sani dan Walikota Tanjungpinang kala itu, Lis Darmansyah, SH, tetapi hanya kurang lebih bertahan satu tahun, dan ternyata Bumbu Desa juga langsung Tutup!, padahal, pada awal-awal pembukaan, mungkin sekitar 3 bulan pertama, restoran itu sangat ramai, pengunjung tidak pernah berhenti, siang malam, bahkan mereka rela antri hanya untuk makan menikmati kuliner khas Bumbu Desa. Tapi, apalah mau dikata, Franchise kuliner itupun tutup. Bahkan bangunannya pun saat ini sudah tidak berbekas. Jejaknya hilang, jika tidak pernah ke pulau Bintan di Tahun 2013 hingga 2014, mungkin juga tidak pernah mengenalnya bahwa dahulu Bumbu Desa pernah ada di tanah melayu Bintan ini.
Lain Bumbu Desa, lain pula Franchise Batagor Ihsan, Kuliner Batagor yang juga sangat familiar itu juga pernah menancapkan cabangnya di Kota Tanjungpinang, tepatnya di wilayah Suka Berenang, Tanjungpinang. Bahkan terus terang, penulis pun telah berkali-kali nongkrong menikmati kuliner di batagor ihsan itu, yang selain jualan batagor, juga ada Mie ayam yang sebenarnya rasanya tidak kalah enaknya. Tetapi, sangat disayangkan, Restoran yang sudah ada sejak tahun 2011 itupun harus tutup dengan tidak tahu alasannya tutup disekitar akhir tahun 2016. Alias lebih dari 5 tahun menancapkan eksistensinya,tetapi usaha ini akhirnya tutup juga. Namun, isu punya isu, tutupnya usaha ini disinyalir akibat pernah viralnya surat dari Dinas KP2KE kota Tanjungpinang yang menyatakan bahwa ada indikasi usaha ini dalam makanannya menggunakan bahan kimia tidak layak sebagai bahan pangan. tetapi Benar atau tidak, isu ini belum terkonfirmasi oleh pihak-pihak terkait.
Terbaru, franchise raksasa warung kopi dunia, Maxx Cofe, juga pernah membuka cabangnya di Kota Tanjungpinang, tepatnya di TCC mall Tanjungpinang. Tetapi ya, itu tadi, lagi-lagi usaha ini pun tutup. Padahal belum lama Buka.
Dan masih banyak lagi franchise yang lain yang pernah buka dan pernah ada di pulau Bintan, ada Bakso Lapangan Tembak, es teler 77, sefood yongky dll yang kesemuanya memang sebagian besar waralaba sektor makanan. Fenomena tutupnya franchise ini tentu bisa menjadi ukuran bagi siapapun yang akan membuka usahanya di Tanjungpinang. jangan semangat diawal, tetapi lemah dan tutup diakhir. Namanya usaha, hitung-hitungan usaha harus sangat tepat. Tidak boleh meleset. jangan termakan oleh "rayuan" dari pihak lain. Lebih baik, lakukan riset terlebih dahulu, karena masyarakat pulau Bintan sangat spesial. Tirulah bagaimana usaha franchise KFC membuka usahanya di Tanjungpinang. Karena franchise ini sungguh sangat luar biasa. Sejak 2010 sudah membuka gerai dan bahkan saat ini sudah buka lagi cabang di wilayah Bintan Center. Selalu ramai, selalu konsisten dan tidak pernah sepi pengunjung. Padahal saingan usaha yang sama sudah banyak. Buka usahanya juga tidak berada di Mall. Tetapi hanya pinggir jalan (posisi strategis).
So, itulah hidup, sangat kejam....Fenomena ini contohnya. Tetapi, jangan kuatir, ketika yang lain bisa, kenapa tidak dicoba?
Akan tetapi, selain franchise tersebut, sesungguhnya telah banyak franchise merk lain yang telah membuka usahanya di Tanjungpinang, bahkan pada saat pembukaannya pun tidak tanggung-tanggung, yang membuka adalah kepala daerah, baik Gubernur, maupun walikota. Sebut saja merk : Holland Bakery (HB).
Ya, nama HB yang notabenenya adalah raksasa toko roti dunia ini telah melegenda dan hampir semua orang tahu tentang toko roti ini. Termasuk, warga di Tanjungpinang. Karena dalam waktu yang cukup singkat, ternyata franchise ini pun telah berhasil membuka beberapa cabangnya di Tanjungpinang. tidak dipungkiri, pesatnya perkembangan HB hal ini tidak terlepas dari mudahnya proses perizinan di Kota ini. Singkatnya, Holland Bakery sudah membuka gerainya hingga beberapa gerai dalam waktu kurang dari satu tahun di Tanjungpinang.
Namun demikian, ternyata Holland Bakery tidak memiliki umur yang panjang untuk eksis di Kota Gurindam ini. Diawali dari HB cabang Bintan Center, kemudian merambat ke gerai HB lainnya dan akhirnya seluruh gerai HB dinyatakan tutup semua di Tanjungpinang. Ironis memang, baru buka, belum lama, sudah langsung tutup. Tidak tanggung-tanggung, semua tutup! tidak ada yang tersisa (baca: buka).
Jika kita runut ke belakang, sebenarnya ada banyak Franchise lain yang juga pernah buka di Kota ini, seperti Restoran Bumbu Desa, buka gerainya yang ke 58 tanggal 1 Juni 2013, dibuka secara resmi oleh Gubernur Kepri Alm. H. Muhammad Sani dan Walikota Tanjungpinang kala itu, Lis Darmansyah, SH, tetapi hanya kurang lebih bertahan satu tahun, dan ternyata Bumbu Desa juga langsung Tutup!, padahal, pada awal-awal pembukaan, mungkin sekitar 3 bulan pertama, restoran itu sangat ramai, pengunjung tidak pernah berhenti, siang malam, bahkan mereka rela antri hanya untuk makan menikmati kuliner khas Bumbu Desa. Tapi, apalah mau dikata, Franchise kuliner itupun tutup. Bahkan bangunannya pun saat ini sudah tidak berbekas. Jejaknya hilang, jika tidak pernah ke pulau Bintan di Tahun 2013 hingga 2014, mungkin juga tidak pernah mengenalnya bahwa dahulu Bumbu Desa pernah ada di tanah melayu Bintan ini.
Lain Bumbu Desa, lain pula Franchise Batagor Ihsan, Kuliner Batagor yang juga sangat familiar itu juga pernah menancapkan cabangnya di Kota Tanjungpinang, tepatnya di wilayah Suka Berenang, Tanjungpinang. Bahkan terus terang, penulis pun telah berkali-kali nongkrong menikmati kuliner di batagor ihsan itu, yang selain jualan batagor, juga ada Mie ayam yang sebenarnya rasanya tidak kalah enaknya. Tetapi, sangat disayangkan, Restoran yang sudah ada sejak tahun 2011 itupun harus tutup dengan tidak tahu alasannya tutup disekitar akhir tahun 2016. Alias lebih dari 5 tahun menancapkan eksistensinya,tetapi usaha ini akhirnya tutup juga. Namun, isu punya isu, tutupnya usaha ini disinyalir akibat pernah viralnya surat dari Dinas KP2KE kota Tanjungpinang yang menyatakan bahwa ada indikasi usaha ini dalam makanannya menggunakan bahan kimia tidak layak sebagai bahan pangan. tetapi Benar atau tidak, isu ini belum terkonfirmasi oleh pihak-pihak terkait.
Terbaru, franchise raksasa warung kopi dunia, Maxx Cofe, juga pernah membuka cabangnya di Kota Tanjungpinang, tepatnya di TCC mall Tanjungpinang. Tetapi ya, itu tadi, lagi-lagi usaha ini pun tutup. Padahal belum lama Buka.
Dan masih banyak lagi franchise yang lain yang pernah buka dan pernah ada di pulau Bintan, ada Bakso Lapangan Tembak, es teler 77, sefood yongky dll yang kesemuanya memang sebagian besar waralaba sektor makanan. Fenomena tutupnya franchise ini tentu bisa menjadi ukuran bagi siapapun yang akan membuka usahanya di Tanjungpinang. jangan semangat diawal, tetapi lemah dan tutup diakhir. Namanya usaha, hitung-hitungan usaha harus sangat tepat. Tidak boleh meleset. jangan termakan oleh "rayuan" dari pihak lain. Lebih baik, lakukan riset terlebih dahulu, karena masyarakat pulau Bintan sangat spesial. Tirulah bagaimana usaha franchise KFC membuka usahanya di Tanjungpinang. Karena franchise ini sungguh sangat luar biasa. Sejak 2010 sudah membuka gerai dan bahkan saat ini sudah buka lagi cabang di wilayah Bintan Center. Selalu ramai, selalu konsisten dan tidak pernah sepi pengunjung. Padahal saingan usaha yang sama sudah banyak. Buka usahanya juga tidak berada di Mall. Tetapi hanya pinggir jalan (posisi strategis).
So, itulah hidup, sangat kejam....Fenomena ini contohnya. Tetapi, jangan kuatir, ketika yang lain bisa, kenapa tidak dicoba?
No comments: