Tahun
ini, bahkan sejak tahun lalu Indonesia berhasil mengatasi masalah asap dari
hasil kebakaran hutan. Sebut saja, Provinsi Riau, yang berbatasan langsung
dengan Provinsi Kepri pada tahun 2015 hingga 2016. Tak pelak, masalah asap
alias kabut asap ini pun sempat mendapat protes dari berbagai kalangan dunia
Internasional. Kabut asap di pekan baru riau diakibatkan oleh kebakaran hutan
entah sengaja ataupun tidak sengaja, banyak masyarakat mengatakan bahwa kebakaran
ini di akibat kesengajaan perusahaan yang ingin membuka lahan sawit. akibat
kebakaran ini banyak mengakibatkan kerugian bagi masyarakat, beberapa aktivitas
menjadi terhenti akibat tebalnya kabut asap.
Akibat
kebakaran yang serius ini pemerintah yang lebih bekerja keras dalam menaggulangi
kejadian ini, pemerintah mengarahkan instusi BNPB (Badan Nasional
Penanggulangan Bencana) untuk mengatasi kebakaran yang terjadi di pekan baru
riau. Titik api yang tersebar terdapat di dua daerah yang paling berpotensi
bahaya yaitu Kab.pelalawan dan Rohil. Meski BNPB sudah mengarahkan berbagai anggota ke lapangan namun asap tetap
menyelimuti kota Pekanbaru dan wilayah sekitarnya hingga menyebar di Negara
tetanga seperti Malaysia dan Siangapura. Tebal asap yang menyelimuti Pekanbaru
sangat tebal sudah di kategorikan berbahaya dan sangat berpengaruh bagi
pengendara roda 2 dan roda 4 sehingga berpengaruh pada jarak pandang yaitu
800M.
Tebalnya
asap yang menyelimuti Kota Pekanbaru saat itu sangat berbahaya, apabila
menghirup asap secara terus menerus bisa menyebabkan penyakit ISPA (Inspeksi
Saluran Pernapasan Atas). Dan saat ini kota Pekanbaru dalam keadaan level tidak
sehat, dengan level ini sangat berbahaya bagi kesehatan balita bahkan orang
tua. Melihat dari data 2 pekan terakhir yang di kumpulkan oleh dinas kesehatan
kota Pekanbaru di seluruh puskesmas dan rumah sakit tingkat angka kenaikan ISPA
yang sangat tingi Mencapai 200 %. (2015). Wali kota pekanbaru mengatakan bahwa
penderita ISPA sudah lebih mencapai 4000 jiwa, selain penyakit ISPA jumlah
masyarakat yang terserang penyakit lain juga meningkat seperti, iritasi mata 70
orang, iritasu kulit 170 orang, asma 130 orang, diare 207
orang.(Agustus-september). Bagi pemerintah harus tanggap menanggulangi kejadian
ini agar cepat teratasi dan Bagi masyarakat harus menjaga pola hidup sehat,
memakan makanan sehat dan menggunakan masker saat berada di luar rumah.
Namun
demikian, keberhasilan pemerintah dalam mengatasi Karhutla (kebakaran hutan dan
lahan) saat ini perlu diapreasiasi. Dinas Kehutanan yang saat ini menjadi ranah
kewenangan pemda provinsi sedikit banyak telah menunjukkan kiprahnya. Lantas,
akan kah kondisi ini akan tetap terjaga?? Mengingat ajang Asian Games Indonesia
2018 sudah didepan mata? apalagi, Palembang sebagai tuan rumah penyelenggaraan Asian Games juga pasti berdampak langsung jika terjadi bencana asap dari kebakaran hutan. Jangan sampai gara-gara asap, event ini batal
diselenggarakan.
Penulis
: Entya adista
Asian Games 2018: Tantangan Pengendalian Kabut Asap
Reviewed by Redaksi Kabar Bintan News
on
9:14:00 AM
Rating:
No comments: