Tikus adalah satwa liar yang seringkali
berasosiasi dengan kehidupan manusia. Sebagai hama, tikus mampu merusak tanaman
budidaya dalam waktu singkat dan menimbulkan kehilangan hasil dalam jumlah
besar sejak di persemaian, pertanaman sampai di tempat penyimpanan/gudang (hama
pasca panen). Akibat tikus, kerugian yang dialami oleh petani seringkali tidak terduga dan
mengakibatkan kerugian yang besar (Priyambodo, 1995; Rukmana dan Sugandi,
1997).
Berbagai teknik pengendalian telah dilakukan oleh masyarakat petani seperti kultur teknis, sanitasi, maupun secara fisik dan biologis. Namun teknik-teknik pengendalian tersebut tidak selalu memberikan pengaruh yang besar terhadap menurunnya populasi dari hama tersebut. Begitu pula halnya dengan pengendalian kimiawi yang menggunakan bahan-bahan kimia baik berupa umpan beracun, bahan fumigan, penolak dan penarik maupun pemandul.
Pengendalian tikus dapat dilakukan dengan empat
cara, di antara nya :Berbagai teknik pengendalian telah dilakukan oleh masyarakat petani seperti kultur teknis, sanitasi, maupun secara fisik dan biologis. Namun teknik-teknik pengendalian tersebut tidak selalu memberikan pengaruh yang besar terhadap menurunnya populasi dari hama tersebut. Begitu pula halnya dengan pengendalian kimiawi yang menggunakan bahan-bahan kimia baik berupa umpan beracun, bahan fumigan, penolak dan penarik maupun pemandul.
1. Pengendalian kultur teknis dan sanitasi
lingkungan, Pengendalian
secara kultur teknis pada prinsipnya merupakan cara pengendalian dengan
memanfaatkan lingkungan untuk menekan perkembangan populasi hama. Pengendalian
ini merupakan pengendalian yang bersifat preventif, dilakukan sebelum serangan
tikus, sehingga populasi tikus tidak meningkat sampai melebihi ambang
kendalinya. Contoh metode pengendalian tikus dengan kultur teknis yaitu :
pengaturan pola tanam, pengaturan waktu tanam, pengaturan jarak tanam,
penggunaan tanaman perangkap (trap crop)
2. Pengendalian secara fisik dan mekanis, Pengendalian
secara fisik adalah usaha manusia untuk merubah factor lingkungan fisik agar
dapat menyebabkan kematian pada tikus. factor fisik tersebut dapat dirubah
diatas atau dibawah toleran tikus. secara pengendalian mekanik adalah merupakan
usaha manusia untuk mematikan atau memindahkan tikus secara langsung baik
dengan tangan maupun dengan bantuan alat. Cara pengendalian ini cukup sederhana
sehingga dapat dilakukan oleh semua orang, tetapi membutuhkan tenaga kerja yang
banyak.
3. Pengendalian kimiawi, Pengendalian secara kimiawi ini,
seperti rodentisida, fumigasi, dll. Namun cara ini hanya dianjurkan bila
populasi tikus sangat tinggi dan cara lain sudah dilaksanakan.
4. Pengendalian biologi (hayati), Pengendalian
hayati adalah suatu pengendalian yang dilakukan secara sengaja dengan
memanfaatkan atau memanipulasi musuh – musuh alami. Potegen, parasite,
pengendalian genetis untuk menurunkan populasi tikus dan penggunaan tanaman
herbal (alami) sebagai Rodentisida Nabati.
- Relative aman
- Ramah lingkungan
- Murah dan mudah di dapatkan
- Tidak menyebabkan keracunan
- Tidak akan menyebabkan hama menjadi resistensi
Sedangkan kekurangan yaitu :
- Penggunaannya harus berulang – ulang
- Tidak tahan lama, mudah rusak (terserang jamur / cendawan) dan tidak
tahan sinar matahari
- Daya kerjanya lambat
- Tidak membunuh hama secara langsung
Ekstrak Buah Bintaro (Cerbera Manghas Boiteau, pierre L)
Bintaro adalah tumbuhan pantai atau paya berupa pohon dengan ketinggian
dapat mencapai 12 meter. Buah dan daun tanaman ini mengadung senyawa ciberin
yang merupakan senyawa glikosida yang sangat berpengaruh dalam meracuni,
merusak syaraf pusat otak dan dapat mempengaruhi kerja jantung. Buah bintaro
dimanfaatkan sebagai pengusir tikus
Pembuatan ekstrak buah bintaro
1. Pengambilan buah tanaman bintaro yang telah matang dan berwarna merah
sebanyak2 gram
2. Kemudian di cuci dengan air
3. Buah yang sudah di cuci lalu ditiriskan
4. Buahnya di kupas lalu diambil dagingnya
5. Daging buahnya diblender sampai halus + 5 liter air
6. Hasil ekstrak tersebut disaring dan didiamkan selama 2 hari
7. Tambahkan 5 gram sabun dan disaring
Cara pengujiannya
1. Tentukan tempat yang sering di datangi tikus
2. Pilih makanan yang di sukai tikus seperti wortel, ikan asin dsb
3. makanan tersebut direndam dengan ekstrak buah bintaro lalu diletak kan
ditempat yang sudah ditentukan.
Penulis: Laras (Mahasiswa Prodi Kesling Poltekkes Tanjungpinang)
Penggunaan Rodentisida Nabati Dalam Pengendalian Tikus Di Tanjungpinang
Reviewed by Redaksi Kabar Bintan News
on
8:25:00 AM
Rating:
No comments: