Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam
kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan
hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk
kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar.
Kawasan Pesisir adalah kawasan yang sangat kaya akan sumber daya
alam dan sangat potensial sebagai modal dasar pembangaunan nasional. Kawasan
pesisir ini memiliki potensi sumber daya kelautan dan perikanan, serta
memudahkan terjadinya pedagangan antar daerah, pulau dan benua. Selain itu,
wilayah pesisir juga merupakan daerah penghambat masuknya gelombang besar air
laut ke darat, yaitu dengan keberadaan hutan mangrove. Pulau Bintan merupakan salah satu daerah dengan garis pantainya yang cukup panjang. Bahkan, pesisir bintan membentang dari sisi utara ke selatan, barat ke timur memiliki keanekaragaman alam yang cukup indah.
Akan tetapi, kurangnya
kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang kebijakan kepesisiran, tingkat
pendidikan masyarakat yang rendah, watak masyarakat, serta tekanan biaya hidup
menyebabkan masyarakat pesisir sering melakukan perusakan lingkungan pesisir
(Primyastanto, Dewi, & Susilo, 2010). Hal ini diperkuat bahwa kerusakan
pesisir lebih dipengaruhi oleh faktor alam dan manusia (Gumilar, 2012).
1. Peranan
Vektor
Vektor adalah
arthropoda yang dapat mengeluarkan / memindahkan dan / menjadi sumber penyakit
terhadap manusia. Peran vector
terbagi menjadi 4 bagian yaitu :
a.
Vector
potensial = vektor yang secara aktif berperan dalam
penyebaran penyakit. Vektor ini baik secara biologis maupun mekananis selalu
mencari hospesnya untuk kelangsungan hidupnya.
b.
Vector
biologis = dimana agen penyakit harus mengalami
perkembangan ke stadium lebih lanjut. Bila tidak ada vektor maka agen penyakit
kemungkinan akan mati.
c.
Vector
mekanis = dimana agen penyakit tidak mengalami
perkembangan, tetapi hanya sebagai pembawa agen penyakit
d.
Vector
insidentil = vektor ini hinggap pada manusia,
kemudian mengeluarkan faeces yang sudah terkontaminasi agen penyakit dekat
mulut. Secara tidak sengaja masuk ke dalam mulut.
2Permasalahan
di Wilayah Pesisir
Dari beberapa permasalahan di
wilayah pesisir di antara nya adalah sebagai berikut :
a. Pencemaran di Pesisir
Pada kasus pencemaran yang ada di laut,
sebagian besar terjadi karena bahan kimia berbahaya yang berbentuk kecil atau
pun besar. Bahan kimia tersebut dimakan oleh plankton dan binatang lainnya di
laut. Karena zat kimia tersebut dimakan plankton, selanjutnya plankton dimakan
oleh binatang lainnya (ikan, cumi, udang, dll) hingga akhirnya dimakan oleh
manusia, dan akan membuat manusia yang memakannya dapat mengalami keracunan.
b. Kerusakan Fisik Habitat di Pesisir
Kerusakan fisik habitat wilayah pesisir dan
lautan mengakibatkan penurunan kualitas ekosistem daerah setempat. Hal ini
terjadi pada ekosistem mangrove, terumbu karang, dan rumput laut. Diakibatkan rusaknya
habitat di daerah pesisir dikarenakan aktivitas manusia seperti konversi hutan
mangrove untuk kepentingan pemukiman penduduk, pembangunan infrastruktur, dan
perikanan tambak.
c. Bencana Alam
Bencana alam merupakan
kejadian alami yang berdampak negatif pada sumber daya pesisir dan lautan
diluar kontrol manusia. Beberapa macam bencana alam yang sering terjadi di
wilayah pesisir dan merusak lingkungan pesisir antara lain adalah kenaikan muka
laut, dan gelombang pasang tsunami.
3Pengendalian Vektor di
Wilayah Pesisir
Pengendalian
vektor adalah semua upaya yang dilakukan untuk menekan,
mengurangi, atau menurunkan tingkat populasi vektor sampai
serendah rendahnya sehigga tidak membahayakan kehidupan
manusia.
Berikut ada beberapa
cara pengendalian vektor di wilayah pesisir diantaranya:
1)
Pencegahan Vektor Masuk di Daerah Pesisir Melalui Kapal
Pencegahan vector yang
masuk di daerah pesisir dengan dilakukan nya program disinseksi dan sterilisasi
yaitu untuk menghindari kapal dari vector penyebab penular penyakit (tikus,
kecoak, nyamuk Aedes Aegypti, dan nyamuk Anopheles) yang terbawa oleh alat
angkut penumpang atau pun barang – barang yang ada di Pelabuhan.
2)
Memutus Daur Hidup Vektor
Setiap vektor
mempunyai siklus hidup yang berbeda - beda, mulai dari telur, larva atau nimfa
dan dewasa. Semua jenis vector mempunyai karakteristik sendiri yang sangat
berpengaruh terhadap keadaan lingkungan disekitar daerah pesisir. Oleh karena
itu pengetahuan tentang epidemiologi dari beberapa vektor sangat penting dan
diperlukan nya untuk membuat program penanggulangan bagi pemerintah daerah
setempat.
3)
Penggunaan insektisida
Metoda pemberian
insektisida adalah dengan sistim pengasapan (fogging), tetapi perlu
diperhatikan berapa lama insektisida tersebut masih aktif, karena fogging
kebanyakkan di perumahan. Residu insektisida mungkin lebih baik digunakan
karena mempunyai efek jangka panjang. Selain fogging, perlu juga digunakan
repellent untuk mencegah vektor tidak menggigit manusia. Untuk mengurangi
kontak dengan nyamuk, orang sering menggunakan kelambu yang sudah ada
insektisida nya.
Penulis: Razor Armada
No comments: