Penyuluhan
merupakan upaya bantuan yang diberikan pada konseling (
peserta didik ) agar mereka memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri
sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dalam memperbaiki tingkah lakunya pada masa
yang akan datang ( Maulana, 2013 dalam Surya 1998 ).
Dalam konsepsi kesehatan
secara umum, penyuluhan kesehatan diartikan sebagai kegiatan pendidikan
kesehatan yang dilakukan dengan cara menyebarluaskan pesan dan menanamkan
keyakinan. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya sadar, tahu, dan mengerti,
tetapi juga mau dan dapat melakukan anjuran yang berhubungan dengan kesehatan (
Maulana, 2013 dalam Azwar, 1983 ). Metode promosi kesehatan tidak
terlepas dari kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada
masyarakat, kelompok, atau individu.. Dengan adanya pesan tersebut diharapkan
masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang
kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut akhirnya diharapkan dapat
berpengaruh terhadap perilaku. Dengan kata lain, adanya promosi tersebut
diharapkan dapat membawa akibat perubahan perilaku sasaran ( Notoatmodjo, 2012
).
1) Metode Individual (
perorangan )
Dalam promosi kesehatan, metode yang bersifat individual digunakan untuk
membina perilaku baru, atau membina seseorang yang mulai tertarik kepada suatu
perubahan perilaku atau inovasi.
Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai
masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau
perilaku baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta
dapat membantunya maka perlu menggunakan metode atau cara ini. Bentuk
pendekatannya, antara lain :
a. Bimbingan
dan penyuluhan ( guindane and counceling )
Dengan cara ini
kontak antara clien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang
dihadapi oleh klien dapat diteliti dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya
responden tersebut dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh pengertian
akan menerima perilaku tersebut atau berperilaku baru.
b. Wawancara (
interview )
Wawancara antar
petugas kesehatan dengan klien untuk menggalii informasi mengapa ia tidak atau
belum menerima perubahan, apakah ia tidak tertarik atau tidak terhadap
perubahan. Juga untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan
diadopsi itu mempunyai dasar pengertian yang kuat. Apabila belum, maka perlu
penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
2) Metode
kelompok
Dalam memilih
metode pendidikan kelompok, harus diingat besarnya kelompok sasaran serta
tingkat pendidikan formal dan sasaran. Untuk kelompok besar, metodenya akan
lain dengan kelompok kecil. Efektivitas suatu metode akan tergantung pula pada
besarnya sasaran pendidikan.
a. Kelompok
besar
Yang dimaksud
kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang.
Metode yang baik untuk kelompok besar ini antara lain ceramah dan seminar.
1. Ceramah
Metode ini baik
untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah.
2. Persiapan
Ceramah akan
berhasil apabila penceramah menguasai materi yang akan diceramahkan. Untuk ini
penceramah harus mempersiapkan diri dengan mempelajari materi dengan
sistematika yang baik. Lebih baik lagi kalau di susun dengan diagram atau skema
dan mempersiapkan alat-alat bantu, misalnya makalah singkat, slide, transparan, sound
sistem, dan sebagainya.
3. Pelaksanaan
Kunci dari
keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah tersebut dapat
menguasai sasaran ceramah. Untuk itu penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai
berikut.
a. Sikap
dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah.
b. Suara
hendaknya cukup keras dan jelas.
c. Pandangan
harus tertuju keseluruh peserta ceramah.
d. Berdiri
didepan ( dipertengahan ). Tidak boleh duduk.
e. Menggunakan
alat-alat bantu lihat ( AVA ) semaksimal mungkin.
4. Seminar
Metode ini hanya
cocok unutk sasaran kelompok besardengan pendidikan menengah keatas. Seminar
adalah suatu penyajian ( presentasi ) dari satu ahli atau beberapa ahli tentang
suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat dimasyarakat.
b. Kelompok
kecil
Apabila peserta
kegiatan itu kurang dari 15 orang yang biasanya kita sebut kelompok kecil.
Metode-metode yang cocok untuk kelompok ini antara lain:
1. Diskusi
kelompok
Untuk memulai
diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-pancingan yang dapat
berupa pertanyaan–pertanyaan atau khusus sehubungan dengan topik yang dibahas.
Agar terjadi diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok harus mengarahkan dan
mengatur jalannya diskusi sehingga semua orang dapat kesempatan berbicara dan
tidak menimbulkan dominan dari salah seorang peserta saja.
2. Curah
pendapat ( Brain stroming )
Prinsipnya sama
dengan diskusi kelompok. Bedanya pada permulaannya pemimpin kelompok memancing
dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban-jawaban atau
tanggapan-tanggapan ( curah pendapat ). Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut
ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan tulis.
Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh diberi komentar oleh
siapapun. Baru setelah semua anggota dapat mengomentari, dan akhirnya terjadi
diskusi.
3. Bola
salju ( Snow balling )
Kelompok dibagi
dalam pasangan-pasangan ( 1 pasangan 2 orang ) kemudian dilontarkan suatu
pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang 5 menit maka tiap 2 pasang
bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan
mencari kesimpulannya. Kemudian tiap-tiap pasang yang sudah beranggotakan 4
orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya hingga
akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok.
4. Kelompok
–kelompok kecil ( Buzz group )
Kelompok langsung
dibagi menjadi kelompok kecil ( buzz group) yang kemudian diberi
suatu permasalahan yang sama atau tidak sama dengan kelompok lain dan dicari
kesimpulannya.
5. Bermain
peran ( Role play )
Dalam metode ini
beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu untuk
memainkan peranan. Contohnya ada yang berperan menjadi petugas kesehatan dan
ada yang menjadi pasien.
6. Permainan
simulasi ( Simulation game )
Metode ini
merupakan gabungan antara role play dengan diskusi kelompok.
Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti
permainan monopoli. Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli, dengan
menggunakan dadu, gaco ( petunjuk arah ), selain beberan atau papan main.
Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai narasumber.
3) Metode
massa
Metode (
pendekatan ) massa sangat cocok untuk mengkomunikasikan pesan-pesan
kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat. Oleh karena sasaran bersifat umum,
dalam dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan,
status sosial ekonomi, tingkat pendidikan, dan sebagainya, maka pesan-pesan
kesehatan yang disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
ditangkap oleh massa tersebut. Pendekatan ini biasanya untuk menggugah
kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi awareness, dan belum
begitu diharapkan untuk sampai pada perubahan perilaku. Namun demikian,
bila kemudian dapat berpengaruh terhadap perubahan perilaku juga merupakan hal
yang wajar. Pada umumnya, bentuk pendekatan ( cara ) massa ini tidak langsung.
Biasanya dengan menggunakan atau melalui media massa. Berikut ini akan
dijelaskan beberapa metode yang cocok unutk pendekatan massa.
a. Ceramah
umum ( publik speaking )
Pada cara-cara tertentu,
misalnya pada Hari Kesehatan Nasional, Menteri kesehatan atau pejabat kesehatan
lainnya berpidato dihadapan massa rakyat untuk menyampaikan pesan-pesan
kesehatan.
b. Berbincang-bincang (
Talk show ) tentang kesehatan melalui media elektronik, baik TV
,maupun radio, pada hakikatnya merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa.
c. Simulasi,
dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya tentang suatu
penyakit atau masalah kesehatan disuatu media massa juga merupakan pendekatan
media massa.
d. Sinetron
Dokter Sartika dalam acara TV pada tahun 1990-an juga merupakan bentuk
pendekatan pendidikan kesehatan massa.
e. Tulisan-tulisan
dimajalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya jawab/konsultasi
tentang kesehatan dan penyakit juga merupakan bentuk pendekatan pendidikan
kesehatan massa.
f. Billboard,
yang dipasang dipinggir jalan, spanduk, poster, dan sebagainya juga merupakan
bentuk pendidikan kesehatan massa.
Sumber: KTI Sarifatul
Hasanah Poltekkes Tanjungpinang dan Berbagai Sumber
Kabar Pendidikan: Mengenal Istilah Penyuluhan Kesehatan
Reviewed by Redaksi Kabar Bintan News
on
12:05:00 PM
Rating:
No comments: