Pada kesempatan ini saya akan menjelaskan
sedikit tentang pengolahan sampah yang berada di sekolah
di kawasan Tanjungpinang. Sebenarnya tujuan saya datang untuk mengobservasi sistem pengolahan sampah di
sekolah
ini, dan untuk mengetahui jumlah sampah yang di
hasilkan serta sistem pembuangan sampah yang di lakukan
oleh sekolah tersebut. Nama sekolah tidak saya sebutkan
karena takut merusak pencitraan nama baik sekolah tersebut.
Pengelolaan
sampah di sekolah merupakan salah satu cara menjadikan sekolah bersih, nyaman dan tidak menimbulkan masalah kesehatan. Sampah tidak terangkut dan menumpuk di sekolah dapat
menimbulkan pencemaran yang akan merusak lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah
yang rusak dapat menurunkan tingkat kenyamanan dan pada akhirnya mengganggu
berjalannya proses belajar - mengajar. Lingkungan sekolah yang bersih dan
tertata dengan baik merupakan cerminan keserasian lingkungan.
Pada umumnya setiap sekolah mempunyai
seorang petugas kebersihan sekaligus penjaga sekolah yang bertugas untuk
membersihkan dan menangani sampah di lingkungan sekolah. Namun kebersihan
sekolah tidak terlepas dari partisipasi siswa dan juga semua warga sekolah. Untuk melakukan pengolahan sampah di sekolah tidaklah mudah
terutama di Sekolah Dasar. Oleh karena itu peran petugas kebersihan sangat
besar.
Di Tanjungpinang sendiri belum semua
sekolah merupakan sekolah adiwiyata, yaitu sekolah yang peduli lingkungan yang
sehat, bersih dan indah. Masih terdapat beberapa sekolah yang sistem pengolahan
sampahnya belum maksimal dan masih terkendala akibat fasilitas yang tidak
memadai.
Dilihat
dari kondisi sekolahnya pengolahan sampahnya masih sangat kurang memadai, sampah tersebut tidak dibedakan antara
sampah organik dan anorganik. Sampah yang dihasilkan di sekolah tersebut sekitar 3-5 kg sampah per hari. Di
sekolah ini terdapat seorang petugas kebersihan yang bertugas membersihkan
sekolah ketika pagi hari sebelum aktivitas sekolah dimulai dan juga sore hari
setelah aktivitas belajar selesai.
Di
sekolah ini terdapat 8 tong sampah, yang tidak di beri label jenis sampah.
Sehingga sampah yang terdapat dalam tong sampah bercampur antara sampah organik
dan anorganik. Kondisi tong sampah kurang memadai karena tutupnya sudah rusak
kemudian tong sampahnya sudah retak. Untuk pengumpulan dan pengangkutan sampah, petugas
kebersihan tidak menggunakan APD seperti masker dan sarung tangan.
Adapun
pengolahan sampah di sekolah memiliki 3 tahap, yaitu :
· Pemilahan Sampah
Di sekolah ini pemilahan sampahnya
tidak berjalan dengan baik, karena tidak dibedakan antara sampah organik dan
anorganik. Siswa tersebut langsung
membuang sampah ke tempat sampah yang ada di depan kelas. Setelah aktivitas
sekolah selesai, petugas kebersihan mengumpulkan sampah menjadi satu. Tetapi
sebelum dibuang petugas kebersihan memisahkan sampah yang dapat menghasilkan
nilai jual seperti botol, gelas plastik dan kaleng.
· Pengolahan dengan konsep 3R
ü Reuse,
yaitu penggunaan kembali barang yang masih dapat digunakan. Di sekolah ini para
siswa kebanyakan membeli minuman di kantin daripada membawa botol minuman.
Dalam sehari gelas bekas minuman yang dihasilkan bisa mencapai 50-100 gelas.
ü Reduce,
yaitu mengurangi segala sesuatu yang dapat menghasilkan sampah. Contohnya yaitu
membawa kotak bekal dari rumah yang nantinya digunakan untuk wadah membeli
makanan dikantin. Tetapi di sekolah ini kebanyakan siswanya membeli makanan
dikantin dengan menggunakan kantong sehingga menimbulkan sampah plastic yang
banyak.
ü Recycle,
recycle artinya mendaur ulang sampah menjadi barang yang bermanfaat dengan
fungsi yang berbeda. Di sekolah ini melihat beberapa botol bekas penggunaannya
belum maksimal karena ada beberapa pot yang tidak berisi tanaman.
· Pengolahan sampah yang tidak dapat
ditangani dalam lingkup sekolah
Untuk sampah yang tidak dapat
diolah di sekolah seperti sampah daun kering, sampah sisa makanan dan sampah
lainnya. Sebenarnya sampah daun bisa dimanfaat kembali menjadi kompos, namun di
sekolah tersebut belum terdapat alat untuk mengolah sampah daun sehingga sampah
daun tersebut di buang ke TPS terdekat.
Biasanya petugas membuang sampah ke TPS pada sore hari setelah aktivitas di
sekolahan selesai. Sampah tersebut diangkut menggunakan motor dan pengangkutan
dilakukan beberapa kali/berulang.
Jadi, jika fasilitas dan cara pengolahan sampah di SD
tidak memenuhi syarat maka akan menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan
seperti diare yang di sebabkan/di tularkan oleh vektor lalat yang suka hinggap
di tempat yang kotor. Jika tempat sampah tidak tertutup atau terbuka begitu
saja, maka lalat akan senantiasa hinggap lalu bepindah pada makanan/jajanan
anak SD.
Penulis : Nurhaini (Pemerhati/ Aktifis Kesehatan Lingkungan)
Menelisik Tempat Pembuangan Sampah di Sekolah di Tanjungpinang
Reviewed by Redaksi Kabar Bintan News
on
2:50:00 PM
Rating:
No comments: